Please use this identifier to cite or link to this item: http://studentrepo.iium.edu.my/handle/123456789/10069
Title: Amalan langgam kato nan ampek di kalangan seniman dan budayawan Minangkabau masa kini
Authors: Dirwan Ahmad Darwis
Supervisor: Datuk Dr Awang Sariyan, PhD
Hafiz Zakariya, PhD
Year: 2019
Publisher: Kuala Lumpur : International Institute of Islamic Thought and Civilization, International Islamic University Malaysia, 2019
Abstract in English: This research aims to identify the existence of the practice of Langgam Kato Nan Ampek (LKNA) amongst the contemporary Minangkabau artists and culture activists through their cultural dialectic process in Padang city, the Province of West Sumatra, Indonesia. The study is based on the lack of scientific resources found on LKNA practices as the principle of decency in the Minangkabau daily conversation, also as a guide to communicating the ancient community in their social interactions, which is now almost forgotten by the majority Minangkabaus. In the course of this research, data analysis involving 11 research subjects conducted through a Focus Group Discussion, and the other 11 subjects done through questionnaires, altogether were involving 22 artists and cultural figures. Three objectives are highlighted, namely; a) to assess Minangkabau artists and cultural activists’ current understanding of LKNA principles, b) to determine whether LKNA principles are still in practice within the contemporary Minangkabau artists and culture activists in their daily communication process, and c) to analyze the causes of erosion and fading of LKNA practices in the today’s life of Minangkabau artist and culture activists. Based on the research findings, there has been a misunderstanding amongst the subjects toward the use of LKNA reflecting the decline in the appreciation and understanding of these cultural figures in the actual practices of LKNA. Modernization in today’s time causing the practice of LKNA is getting eroded and faded in the life of these activists. Therefore, this research is considered very important as an effort to preserve the cultural heritage that contains high value of moral education, which also in-line with the Islamic teachings and that will be beneficial for future Minangkabau generations. The study will enrich the corpus of knowledge; the findings can be used as a reference material for those who wish to do further study on this topic. This LKNA study will also be useful for the policy-makers as a reference to create a syllabus to provide courses at various levels of schools such as for the purpose of student’s moral development.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mengenal pasti kewujudan amalan Langgam Kato Nan Ampek (LKNA) dalam kalangan para seniman dan budayawan Minangkabau masa kini di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia, menerusi proses dialektik kebudayaan. Kajian ini dilakukan atas permasalahan kurangnya sumber kajian di peringkat ilmiah berkenaan amalan LKNA, iaitu prinsip kesantunan dalam perbincangan sehari-hari sebagai panduan hidup berkomunikasi masyarakat Minangkabau zaman dulu dalam interaksi sosial mereka, yang mana ia kini hampir dilupakan oleh masyarakat Minangkabau sendiri. Dalam proses penyelidikan ini, analisis data melibatkan 11 orang subjek kajian menerusi sesi Group Perbincangan Fokus (Focus Group Discussion), serta ditambah 11 orang lagi menerusi kajian soal selidik, keduanya melibatkan 22 orang tokoh seniman dan budayawan Minangkabau masa kini di Sumatera Barat, Indonesia. Dalam kajian ini terdapat tiga objektif yang diketengahkan, iaitu; a) untuk menilai pemahaman seniman dan budayawan Minangkabau masa kini mengenai prinsip-prinsip LKNA, b) untuk mengetahui sama ada prinsip LKNA masih lagi menjadi amalan bagi seniman dan budayawan Minangkabau masa kini dalam proses komunikasi mereka, dan c) untuk menganalisis sebab-sebab terhakis dan memudarnya amalan LKNA dalam kehidupan seniman dan budayawan Minangkabau masa kini. Berdasarkan kepada dapatan kajian, didapati ada kekeliruan dalam memahami LKNA, perkara ini mencerminkan betapa merosotnya penghayatan tokoh-tokoh seni budaya terhadap amalan LKNA. Proses pemodenan telah membuat LKNA terhakis dan pudar dalam kehidupan seniman dan budaya Minangkabau kontemporari. Kajian tentang LKNA ini dianggap penting sebagai usaha untuk melestarikan khazanah warisan budaya yang mengandungi pendidikan moral bernilai tinggi, yang juga sejalan dengan ajaran Islam, dan ia akan bermanfaat bagi kehidupan generasi Minangkabau masa hadapan. Kajian ini juga akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, dan selanjutnya hasil kajian juga boleh digunakan sebagai bahan rujukan bagi pihak-pihak yang ingin membuat kajian lanjutan yang lebih dalam berkenaan topik ini. Kajian LKNA ini juga akan bermanfaat bagi kepentingan pembuat aturan dasar, sebagai rujukan untuk membuat rangka silabus bagi melahirkan kursus-kursus di berbagai peringkat sekolah seperti dalam bidang pembinaan moral dan akhlak para pelajar.
Kullliyah: International Institute of Islamic Thought and Civilisation
Programme: Ijazah Sarjana Sastera Dalam Pemikiran dan Tamadun Islam
URI: http://studentrepo.iium.edu.my/handle/123456789/10069
Appears in Collections:ISTAC Thesis

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
t11100418142DirwanBinAhmadDarwis_24.pdf24 pages file1.04 MBAdobe PDFView/Open
t11100418142DirwanBinAhmadDarwis_SEC.pdf
  Restricted Access
Full text secured file4.27 MBAdobe PDFView/Open    Request a copy
Show full item record

Page view(s)

296
checked on May 18, 2021

Download(s)

126
checked on May 18, 2021

Google ScholarTM

Check


Items in this repository are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated. Please give due acknowledgement and credits to the original authors and IIUM where applicable. No items shall be used for commercialization purposes except with written consent from the author.